[1]- Dari Ibnu ‘Umar -radhiyallaahu ‘anhumaa-, dia berkata: Kami berada di sisi Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, kemudian dibawakan jantung pohon kurma; maka beliau bersabda:
إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً، مَثَلُهَا كَمَثَلِ الْمُسْلِمِ
“Sungguh, ada sebuah pohon yang permisalannya seperti seorang muslim.”
Maka aku ingin menjawab: “Pohon kurma.”; akan tetapi aku adalah yang paling muda di antara orang-orang yang ada.
Maka, Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
هِيَ النَّخْلَةُ
“Itu adalah pohon kurma.”
[Muttafaqun ‘Alaihi]
[2]- Al-Hafiz Ibnu hajar -rahimahullaah- berkata:
“Di dalamnya terdapat faedah: menghormati yang lebih tua…dan hendaknya (anak muda) jangan terburu-buru (menyampaikan pendapatnya) WALAUPUN DIA MERASA BAHWA ITU ADALAH BENAR.”
[“Fat-hul Baarii” (I/194- cet. Daarus Salaam)]
-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-